Cakra86.ID, PRINGSEWU – Disaat pandemi Covid -19 melanda bumi pertiwi, perekonomian banyak mengalami penurunan, khususnya para pengusaha menengah kebawah banyak merasakan dampak, bahkan ada dari sebagian mereka ikut terancam gulung tikar, karena sepinya omzet.
Dampak itu juga dirasakan oleh sejumlah pengrajin anyaman bambu di pekon Tulung Agung Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Walau dengan kondisi sangat sepi tidak mematahkan semangat warga untuk memproduksi kerajinan bambu.
Dipekon ini, hampir semua warga memproduksi kerajinan anyaman bambu seperti besek, kukusan, tumbu, tampah, dan lain sebagainya.
Salah satu warga bernama Triwati mengatakan, bahwa di masa pandemi saat itu membuat omzet sangat menurun drastis.
Kendati saat ini sudah masuk dalam zona normal, Triwati mengaku masih kesulitan untuk memperoleh modal.
Demi kelancaran usaha yang sudah puluhan tahun digelutinya ini, dirinya berharap campur tangan pemerintah setempat untuk dapat ikut membantu dalam penyertaan modal.
“Demi kelancaran usaha saya ini, saya butuh dukungan modal dari pemerintah setempat, “kata Triwati.
Pun demikian disampaikan Solihin selaku pengepul kerajinan bambu di pekon Tulung Agung. Dirinya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Kabupaten Pringsewu agar bisa mendorong, menyemangati, dan membantu pemasaran kerajinan bambu masyarakat Tulung Agung.
” Saya meminta pihak pemerintah untuk mencari solusi pemasaran usaha pengrajin tradisional bambu, serta penyertaan modal mereka, “kata Solihin. (Pakpahan)